ABSTRAK
Makalah ini mempunyai latar belakang masalah tentang Teknik eksplorasi dan eksploitasi dan dampak terhadap lingkungan. Negara kita ini mempunyai potensi sumberdaya alam yang banyak baik yang dilaut maupun yang di darat, sudah seharusnya kita memangfaatkan sumberdaya tersebut dengan semaksimal mungkin dan tentunya tanpa melupakan aspek kelingkunganan.
Pada umumnya bahan galian terdapat didekat permukaan tetapi juga ada yang terdapat dan terkumpul di bawah permukaan yang relatif aga dalam. Selain itu bahan galian tersebut ada yang keras, ada yang lunak bahkan setengah kompak
Sumber daya alam (SDA) merupakan anugerah Tuhan yang harus kita syukuri dengan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan kita jaga kelestariannya. Eksploitasi sumber daya alam secara berlebih-lebihan tanpa memperhatikan aspek peran dan fungsi alam ini terhadap lingkungan dapat mendatangkan berbagai macam bencana alam seperti tanah longsor, banjir, kabut asap, pemanasan global hingga bencana lumpur panas Sidoarjo yang sangat merugikan masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN
Negara kita ini mempunyai potensi sumberdaya alam yang banyak baik yang dilaut maupun yang di darat, sudah seharusnya kita memangfaatkan sumberdaya tersebut dengan semaksimal mungkin dan tentunya tanpa melupakan aspek kelingkunganan. Eksploitasipun harus memperhatikan lingkungan agar tidak rusak dan dapat kita lestarikan kembali seperi semula bahkan harus bisa lebih baik dari sebelumnya agar bisa dipertahankan untuk masadepan kita kelak. Adapun teknik eksplorasi yang dituliskan oleh sukandarrumidi dalam bukunya bahan galian industry, yaitu :
a. Pemboran inti
Tujuan utama pemmboran iinti adalah untuk mendapatkan conto bahan galian secara vertical. Sesuai tingkat kedalaman pemboran yang diingginkan dan waktu yang tersedia, pemboran inti dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu :
1. Denagn bor auger
2. Alat bor inti yang di oprasikan dengan mesin
Dari kedua alat alat bor tersebut, apabila dikeendaki perolehan inti pemboran dpat mencapai 100%, dan inti pemboran tersebut siap untuk dilakukan analisa laboratorium
b. Pembuatan sumur uji bertujuan untuk mendapatkan pariasi data bahan galian secara petikal yang berada dibawah perukaan bumi .
BAB II
1.TEKNIK EKPLORASI
Pembagian bahan galian industry brdasarkan atas asosiasi dengan bantuan tempat terjadinya, dengan mengacu pada Tushadi dkk (1990) adalah sebagai brikut :
Ø Klompok I : Bahan Galian Industri yang berkaitan Dengan Batuan Sedimen. Klompok ini dibai menjadi :
§ Sub Klompok A : Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batugamping.
§ Sub Klompok B : Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan sedimen lainya.
Ø Klompok II : Bkaitan Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung api.
Ø Klompok III : Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan intruksi plutonik batuan asam dan ultra basa.
Ø Klompok IV :Bahan Galin Industi yang berkaitan dengan endapan residu dan endapan letakan
Ø Klompok V : Bahan Galian Industri yang brkaitan dengan proses ubahan hidro temal.
Ø Klpmpok VI: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuam metamof.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka teknik ekspolari awal yang di tetapkan adalah pemetaan geologi permukaan utamanya mendasarkan atas singkapanbatuan di permukaan.
Untuk mendapatkan data geologi lebih lanjut dalam usaha mengetahui jumlah cadangan/ketebalan perlapisan dan kualitas/mutu bahan galian diperlukan pekerjaan :
a. Pemboran inti
Tujuan utama pemboran inti adalah untuk mendapatkan conto bahan galian secara vertical yang berada dibawah pemukaan tanah, disamping itu mengetahui ketebalanya.
Sesuai dengan tingkat kedalaman pemboran yang di inginkan dan waktu yang tersedia, pemboran inti dapat dilakukan dengan.
· Alat bor augar, yang dioprasikan secara manual oleh tenaga manusia. Alat ini sesuai diterpkan apabila saran pemboran merupakan batuan yang lunk, oleh sebab itu apabila batuan yang akan di bor cukup tebal maka perpindahan pem boran secara sistematis perlu di lakukan.
· Alat bor inti yang di oprasionalkan dngan mesin
Alat ini esuai diterpkan pada batuan yang lunak maupun padat, kemampuan mem bor alat ini cukup dalam sehingga pemindahan pemboran dapat dillakukan seminimal mungkin apabila di kehendaki pencapaian keseluruhan pemboran yang sangat dalam. Dalam oprasinya, mengerjakan pemboran dengan alat ini merupakan keahlian khusus, terutama dalam memakai peralatan pemboran initi yang dapat di lepas.
Dalam kedua alat pemboran inti tersebut apabila di kehendaki perolehan initi pemboran dapat mencapai 100%, dan inti pemboran tersebut siap untuk dilakukan analisa laboratorium. Untuk masing-masing lubang pemboran di susun log litologinya.
B. Sumur uji (test pit)
Pembuatan sumur uji bertujuuan untuk mendapatkan pareasi data hubungan galian secara vrtikal yang berada dibawah permukaan. Tidak seperti pada pemboran inti, kedalaman perolehan data cukup dangkal disamping pembuatanya dilakukan oleh tenaga manusia dengan peralatan sederhana antaralain skop, linggis, gancu, pacul dan ember. Pembuatan sumur uji dilaksanakan terutama pada batuan yang lunak.
Cara pembuatan sangat sederhana. Sesudah tumbuhan dan tanah dibersihkandibuat lubang berbentuk bujur sangkar ukuran 2m x 2m, dengan arah sisi Barat – Timur dan Utara – Selatan. Sesudah kedalaman 5m, sisi lubang dibuat menyempit secara berjenjang, hingga membentuk bujur sangkar bersisi 1m. pengambilan conto batuan dapat dilakukan saat pembuatan sumur uji sedang berlangsung atu seseudah pembuatan sumur uji selesai.
Pengambilan batuan dilakukan sesuai dengan kepentinganya baik ukuran atu jumlahnya. Untuk masing – masing sumur uji di susun log litologinya.
2. KUALITAS CONTOH BATUAN
Untuk mengetahi conto batuan atu sering di sebut kulitas cadangan, conto batuan yang diperoleh dari plaksanaan pemboran inti ataupun sumur uji selanjutnya dilakukan analisa laboratorium. Analisa laboratosium yang sering dilakukan antara lain :
· Analisa petrografi
· Analisa kimia
· Analisa Defraktometer Sinar X
· Analisa berat jenis
· Pengujian daya serap etrhadap air
· Pengujian ketahanan batuan terhadap pelapukan
· Pengujian batuan terhadap keausan
· Pengujian tekan bebas
3. TEKNIK EKPLOITASI
Pada umumnya bahan galian terdapat didekat permukaan tetapi juga ada yang terdapat dan terkumpul di bawah permukaan yang relatif aga dalam. Selain itu bahan galian tersebut ada yang keras, ada yang lunak bahkan setengah kompak. Karena terdesak oleh keperluan bahkan ada galian yang berada di bawah air. Sehubungn dangan hal tersebutdi atas teknik penambangan bahan galian industeri berdasarkan atas cara kerjanya teknik penambangan dapat dilakukan dengan:
· Digali misalnya penambangan batu gamping
· Diemprpt dengan pompa ber tekanan tinggi misalnya penambangan pasir
· Di sedot dengan pompa hisap misalnya penambangan pasir di laut
Disamping itu berdasarkan atas tempat kegiatan penambangan dilakukan dikanal:
· Tambang terbuka, semua kegiatan penambangn di lakukan dipermukaan tanah/bumi. Pada kegiatan penambangan ini khususnya untuk bahan galian industry disebut kuari. Berdasarkan atas penduduk yang dihasilkan, letak letak bentuknya kuari dibagi menjadi:
§ Kuari tipe sisi bukit (side hill type), dengan lereng yang berjenjang
§ Kuari tipe lubang galian (pit tipel sun surface type), yaitu kuari yang endapanya terletak di bawah permukaan tanah dan tofogarinya mendatar sehingga setelah ditambang akan membentuk cekunagn (pit) berjnjang.
· Tebang bawah tanah, dikenal dengan istilah lubang tikus, disebut pula sebagi lubang marmot yang terdapat di daerah Ciamis (Jawaa Barat) dan Ponorogo (Jawa Timur).
![]() | ![]() | ![]() | ||||||||||||||||||||||
![]() | ||||||||||||||||||||||||
![]() | ||||||||||||||||||||||||
![]() | ||||||||||||||||||||||||
![]() | ![]() | |||||||||||||||||||||||
![]() | ||||||||||||||||||||||||
![]() | ||||||||||||||||||||||||
![]() | ||||||||||||||||||||||||
![]() | ||||||||||||||||||||||||
![]() | ||||||||||||||||||||||||
Bagian alir kegiatan pada kuari andesit
4. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN INDUSTRI
Pengolahan bahan industry jauh lebih beraneka ragam disbanding dengan bahan logam. Pengolahan bertujuan untuk meningkatkan mutu dan berbagai nilai seperti tingkat kosntrat, kadar sesuatu unsure kimia, mutu fisik, mutu bentuk dan penampilan. Berbagai cara pengolahan bahan galian dapat di gambarkan table 3.
a. Pemurnian dengan konsentasi
Penambangan intan yang dipisahkan dari minral lain dilakukan dengn konsep konsentrasi berdasarkan atas gaya berat seperti meja goyang dan alat-alat jig. Pemurnian feldosfer mempergunakan gaya berat dan juga flotasi untuk menghasilkan fladesper bermutu tinggi. Permukaan fosfeat dilakukan dngan cara floatasi, sedang barit serbuk yang merupakan hasi pengolahan tailing penambangan emas di pulau wetar di olah dengan cyclone, classifer, filter dan pengering (dryer).
Table 3. Tujuan dan system bahan galian industeri
Tujuan | Sistem | Contoh | |
Pengolahan bahan Galian industri | Pemurnian dengan konsentrai | Alat-alat konsentari | Feldosper, zirkon |
Penangualanan kadar air | Alat konsentarsi dan kimia | Belerang hasil penyulingan | |
Peningkatan sifat kimia | Pembakaran dengan Tungku Pembakaran secara kimia | Batu kapur bakar (CaO) zeolit | |
Peniingkatan sifat fisik | Alat-alat konsentrasi - Pemecahan - delaminasi | Kaolin berlafis sifat vskosistasi keputihan tinggi | |
Peningkatan bentuk dan penampilan | Pemolesan dan pembentukan | Marmer Batu permata |
b. Peniingkatan kadar sesuatu unsur
Pengolahan belerang dapat dilakukan dengan cara penyulingan adalah usaha mendapatkan belerang dengan mutu tinggi. Pemurnian pasir besi dengan memperhatikan perbedaan berat jeni dengan minral yang lain dan sifat kemgnetanya telah dilakukan pada penambangan pasir besi di cilacap.
c. Peningkatan sifat kimia
Peningkatan sifat kimia yang sudah dilakukan adalah pembakaran batu gamping untuk mendapatkan clasium oksida. Peningkatan suhu zeolit dengan pengolahan secara benefisiasi dan kimia ternyata telah berhasil meningkatkan nilai jualnya.
d. Peningkatan sifat fisika
Pengelolaan kaolin untuk meningkatkan kehalusan dan keputihan dengan pencampuran (blending) untuk mendapatkan jenis kaolin dengan mutu prima.
e. Peningkatan bentuk permukaan
cara ini diterapkan khususnya untuk bahan bangunan dan batu hias. Pengolahan dapat dilakukan dengan pemotongan dan penggosokan(polishing).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan pengolahan bahan galian dalam usaha untuk meningkatkan mutu merupakan suatu rekayasa tekmologi yang perlu ditingkatkan. Tiap-tiap bahan galian memerlukan penanganan usaha dan teknologi yang sesuai.
Pengolahan bahan galian industri harus memenuhi spesifikasi untuk keperluan tertentu. Dalam pemakaian dan pasaran berbagai bahan diperlukan untuk berbagai tujuan dengan spesifikasi yang berlainan.
Pengolahan Dolomit dan Pemanfaatannya
· Bahan bangunan
Penggunaanya tidak jauh berbeda dengan batu gamping
· Sebagai kapur tohor
Proses kalsinasi dilakukan seperti pada batu gamping . Apabila sesudah kalsinasi didapatkan kapur tohor dolomitan (CaOMgO) maka bahan in cukup baik untuk campuran adukan pasangan bata (mortel) tetapi tidak baik untuk plaster
· Bahan tahan api (refaktori)
Pada tungku pemanasan atau tungku pencair
· Penggosok
· Pertanian
Sebagai pupuk sumber unsure Mg dan pengatur PH tanah
· Industri kimia
Sebagai bahan baku untuk membuat/mendapatkan logam magnesium.
Tanaman batu gamping sesuai dengan kadar magnesium(Pettijohn, 1949)
Nama batuan | Kadar dolomite (%) | Kadar MgO (%) |
Batu gamping | 0-5 | 0,1-1,1 |
Batu gamping bermagnesium | 5-10 | 1,1-2,2 |
Batu gamping dolomitan | 10-50 | 2,2-10,9 |
Dolomit berkalsium | 50-90 | 10,9-19,7 |
Dolomit | 0-100 | 19,7-21,8 |
Catatan: dolomite tidak larut dalam HCL
5. Dampak ekloitasi dan eksporasi terhadap lingkungan
Sumber daya alam (SDA) merupakan anugerah Tuhan yang harus kita syukuri dengan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan kita jaga kelestariannya. Eksploitasi sumber daya alam secara berlebih-lebihan tanpa memperhatikan aspek peran dan fungsi alam ini terhadap lingkungan dapat mendatangkan berbagai macam bencana alam seperti tanah longsor, banjir, kabut asap, pemanasan global hingga bencana lumpur panas Sidoarjo yang sangat merugikan masyarakat.
Bencana tanah longsor disebabkan oleh penggundulan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan. Ketika hutan dalam keadaan gundul maka formasi tanah akan menjadi larut dan menggelincir diatas bidang licin pada saat terjadi hujan. Sehingga bencana banjir yang disertai tanah longsor tidak dapat dihindarkanlagi.
Bencana banjir yang selalu terjadi setiap tahun hampir di seluruh wilayah Indonesia disebabkan oleh polah tingkah manusia yang suka membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan rusaknya tata guna lahan dan air. Tata guna lahan dan air menyebabkan laju erosi dan frekuensi banjir meningkat.
Eksploitasi hutan di daerah hulu yang dapat menghilangkan fungsi hutan di daerah hulu sebagai penutup lahan terhadap tumpahan air hujan dan penghambat kecepatan aliran permukaan juga dapat menyebabkan banjir. Pembangunan dan penataan sarana-sarana fisik yang tidak teratur dan pengguanaan lahan yang tidak seimbang di kota-kota besar seperti Jakarta merupakan salah saru sebab ibu kota negara ini tidak pernah absen dari bencana banjir. Contoh:
· Tidak diperhatikannya aspek drainase
· Banyaknya bangunan di bantaran sungai
· Berubahnya fungsi lahan dan lain-lain.
· Penebangan liar
Setelah musim hujan usai dan bencana banjir sementara telah pergi, kemudian bencana kabut asap akan terjadi di musim kemarau. Hampir disetiap musim kemarau kita melihat kasus-kasus kabut asap yang terjadi akibat pembakaran hutan oleh pihak-pihak yang ingin mendapatkan secuil keuntungan pribadi melalui permbuatan lahan baru di hutan. Pembakaran yang dilakukan umumnya hanya menggunakan alat pengendali api seadanya sehingga laju api tidak dapat dikendalikan sehingga kabut asap tebal menyelimuti wilayah tersebut.
Masalah lingkungan yang tidak habis-habisnya dibicarakan oleh msyarakat dunia adalah masalah pemanasan global (Global Warming). Industrialisasi di seluruh dunia menyebabkan polusi CO2 diudara meningkat dengan cepat menyebabkan terjadinya bencana pemanasan global. Akibatnya terjadi perubahan iklim dan kenaikan air laut yang menyebabkan abrasi pantai.
Bencana paling hebat di Indonesia adalah bencana lumpur panas yang terjadi pada bulan Juni 2006. Peristiwa ini terjdi karena pengeboran yang tidak sesuai dengan formasi batuan sehingga memotong formasi lumpur dan menembus formasi gas.
Banyak sekali eksploitasi sumber daya alam yang membawa dampak terhadap kehidupan. Segala kegiatan pembangunan yang berlangsung diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga harus mampu menjaga kelestarian sumber daya alam. Sehingga alam tidak akan kehilangan fungsinya sebagai pengendali keseimbangan kehidupan. Oleh karena itu setiap pembangunan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan mengenalisis mengenai dampak lingkungan yang akan terjadi.
BAB III
PENUTUP
Indonesia kaya akan minral bukan berarti kita harus terus mmenerus mengeksploitasinya namun untuk kita kita jaga dan dilestarikan. Apabila kita terus menerus mengeksploitasinya tanpa memikirkan aspek lingkungan maka dalam jangka waktu beberapa tahun kedepan Indonesia akan mengalami kemiskinan terutama dalam bidang kekayaan sumberdaya alam. Oleh karna itu kita sebagai manusia tidakboleh serakah mengambil segala sumberdaya alam dimuka bumi ini.
Kita sebagai warga Negara yang baik harus bisa memampaatkan sumberdaya alam yang terdapat di mukabumi ini dengan tanpa merusak atatu mengganggu keseimbangan ekosistem dimuka bumi ini. Apabila keseimbangan ekosistem ini terganggu maka bukan hanya manusia saja yang mengalami kerugian bahkan hewan dan tumbuhanpun akan mengalami kepunahan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukandarrumidi. (1999). Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Noor, Djauhari. (2006). Geologi Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu
0 komentar:
Posting Komentar